background

Wednesday, October 24, 2012

Sejarah Perkembangan Komunikasi


Sifat manusia untuk menyampaikan keinginannya dan untuk mengetahui hasrat orang lain, merupakan awal keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis melalui lambang-lambang isyarat, kemudian disusul dengan kemampuan untuk memberi arti setiap lambang-lambang itu dalam bentuk bahasa verbal.
Kapan manusia mulai mampu berkomunikasi dengan manusia lainnya, tidak ada data autentik yang dapat menerangkan tentang hal itu. Hanya saja diperkirakan bahwa kemampuan manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain secara lisan adalah suatu peristiwa yang berlangsung secara mendadak. Everett M. Rogers menilai peristiwa ini sebagai generasi pertama kecakapan manusia berkomunikasi sebelum mampu mengutarakan pikirannya secara tertulis.[1]
Kecakapan manusia berkomunikasi secara lisan menurut perkiraan berlangsung sekitar 50 juta tahun yang lalu, kemudian memasuki generasi kedua di mana manusia mulai memiliki kecakapan berkomunikasi melalui tulisan.[2] Pada 1200 tahun yang lalu, penduduk Asia Tenggara berani mengarungi samudera dengan hanya menggunakan perahu. Kelompok pelaut ini adalah pelayar yang tidak berbekal kompas atau alat navigasi lainnya. Mereka tidak tahu menulis tetapi mampu membaca lambang-lambang isyarat melaui gejala alam, seperti posisi bintang dan gerakan air laut.
Sedangkan bukti kecakapan manusia berkomunikasi melalui tulisan adalah dengan ditemukannya tanah liat yang bertulis di Sumeria dan Mesopotamia sekitar 4000 SM. Kemudian berlanjut dengan ditemukannya berbagai tulisan di kulit binatang dan batu arca. Lalu secara berturut-turut dapat disebutkan pemakaian huruf kuno di Mesir (3000 tahun SM), alpabet Phunesia (1800 tahun SM), huruf Yunani Kuno (1000 tahun SM) huruf Latin ( 600 tahun SM), pencetakan buku pertama di Cina (tahun 600 M) dan di Eropa (tahun 1200 M).[3]
Kecakapan manusia berkomunikasi dengan tulisan sampai ditemukannya teknik cetak mencetak pada tahun 1450 oleh Guttenberg dan John Coster di Jerman kira-kira berlangsung 5000 tahun. Penemuan teknik cetak mencetak dianggap sebagai awal revolusi komunikasi.[4] Sebab dengan keterampilan cetak mencetak ini, terbukalah kesempatan baru bagi manusia untuk berkomunikasi dengan jumlah orang yang lebih banyak. Secara berturut-turut dapat dicatat surat kabar pertama yang terbit secara berkala muncul di Italia pada Tahun 1562, disusul penerbitan majalah pertama di Jerman (1594) dan pendirian mesin cetak surat kabar di Amerika Utara (1639).[5]
Kecakapan manusia berkomunikasi dengan alat cetak mencetak berlangsung kira-kira 500 tahun, kemudian manusia terampil berkomunikasi melalui getaran-getaran elektronik. Keterampilan ini secara berturut-turut dimulai dengan penemuan fotografi di atas besi plat (1827), telegraf oleh Samuel Morse (1844), telegraf cetak oleh David Hughes (1955), Cable Trans-Atlantik (1866), telepon oleh Alexander Graham Bell (1876), radio telegraf oleh Guglielmo Marconi (1895), kamera film oleh Auguste dan Lois Lumiere (1895) serta keberhasilan Amerika mendemostrasikan pesawat TV hitam putih dalam tahun 1927.[6]
Lima puluh tahun sesudah Amerika berhasil mendemonstrasikan pesawat TV, kecakapan manusia berkomunikasi memasuki generasi keempat melaui teknologi komunikasi yang lebih canggih. Dalam kurun waktu yang relatif singkat berbagai macam teknologi komunikasi berhasil ditemukan. Secara berturut-turut dapat dicatat komputer pertama ditemukan di Amerika Serikat dalam tahun 1942, menyusul mesin fotokopi Xerox oleh Chester Carson (1946), transistor oleh Laboratorium Elektronik Bell (1947) dan TV berwarna dalam tahun 1951.[7]
Enam tahun kemudian Rusia berhasil meluncurkan satelit Sputnik ke angkasa luar (1957), disusul Amerika Serikat dengan berhasil meluncurkan satelit Telstar (1962). Penemuan video recorder (1968), fiber optic signal (1975), TV computer game (1976), faksimil dan cetak jarak jauh (1980), teleconference, telefoto, video telepon, video-magazine, computer modem (1985) dan terakhir telpon selular dan jaringan internet (1990).[8]
Komunikasi telah memperpendek jarak, menghemat biaya, menembus ruang dan waktu. Komunikasi berusaha menjembatani antara pikiran, perasaan dan kebutuhan seseorang dengan dunia luarnya. Komunikasi membangun kontak-kontak manusia dengan menunjukkan keberadaan dirinya dan berusaha memahami kehendak, sikap dan perilaku orang lain. Komunikasi membuat cakrawala seseorang menjadi makin luas.



[1] Baca, Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M.Sc, Pengantar Ilmu Komunikasi (Edisi Revisi), (Jakarta: Rajawali Pers, 2010) hal. 4
[2] Ibid, hal 5
[3] Baca, Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M.Sc, Pengantar Ilmu Komunikasi (Edisi Revisi), (Jakarta: Rajawali Pers, 2010) hal. 5
[4] Ibid
[5] Ibid
[6] Baca, Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M.Sc, Pengantar Ilmu Komunikasi (Edisi Revisi), (Jakarta: Rajawali Pers, 2010) hal. 6
[7] Ibid
[8] Ibid, hal 7

No comments:

Post a Comment