background

Wednesday, December 19, 2012

Model-Model Komunikasi


2.1 Pengertian dan Fungsi Model Komunikasi
Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Model jelas bukan fenomena itu sendiri. Model hanya sebagai alat untuk menjelaskan fenomena. Kita sering mencampuradukkan antara model komunikasi dengan fenomena komunikasi. Sebagai alat untuk menjelaskan fenomena komunikasi, model mempermudah penjelasan tersebut. Hanya saja model tersebut sekaligus mereduksi fenomena komunikasi. Artinya ada nuansa komunikasi lainnya yang mungkin terabaikan dan tidak terjelaskan oleh model tersebut.
Menurut Sereno dan Mortensen, (dalam Mulyana, 2001:121) model komunikasi adalah deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Suatu model merepresentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam “dunia nyata”.
Pakar komunikasi yang lain, Aubrey Fisher, mengatakan bahwa model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model dapat dikatakan sebagai gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori.
Dengan kata lain, model adalah teori yang lebih disederhanakan. Atau seperti dikatakan Werner J.Severin dan James W. Tankard, Jr. Model membantu merumuskan suatu teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena hubungan antara model dengan teori begitu erat, model sering dicampuradukkan dengan teori. Oleh karena kita memilih unsur-unsur tertentu yang kita masukkan dalam model, suatu model mengimplikasikan penilaian atas relevansi, dan ini pada gilirannya mengimplikasikan suatu teori mengenai fenomena yang diteorikan. Model dapat berfungsi sebagai basis bagi suatu teori yang lebih kompleks, alat untuk menjelaskan teori dan menyarankan cara-cara untuk memperbaiki konsep-konsep.

2.2 Model dasar Komunikasi
Model dasar komunikasi yang menggambarkan proses terjadinya peristiwa komunikasi, yaitu menggambarkan tentang unsur-unsur apa saja yang terlibat dalam peristiwa komunikasi dan bagaimana masing-masing unsur saling terkait membentuk suatu proses komunikasi. Adapun yang termasuk model dasar komunikasi adalah:
a)      Model komunikasi intra pribadi dan antar pribadi dari Barnlund;
ü model komunikasi intrapribadi Barnlund
Komunikasi intrapribadi merupakan proses pengolahan dan penyusunan informasi melalui system syaraf yang ada di dalam otak kita, yang disebabkan oleh stimulus yang ditangkap oleh pancaindra. Proses berpikir adalah bagian dari proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu. Prilaku nonverbal sender berpengaruh positif, negative, atau netral bagi receiver.
ü model komunikasi antarpribadi Barnlund
Model komunikasi ini merupakan kelanjutan dari model komunikasi intrapribadi. Unsur tambahan di dalam proses komunikasi adalah pesan dan isyarat prilaku verbal. Pola dan bentuk komunikasi yang berlangsung antara 2 orang atai lebih sangat dipengaruhi oleh hasil komunikasi intrapribadi masing-masing individu. Ciri-ciri komunikasi ini adalah bersifat spontan, tidak berstruktur, tidak mengejar tujuan yang direncanakan, identitas keanggotaannya tidak jelas, terjadi hanya sambil lalu.
b)     Model komunikasi linear dari Lasswell:
Model komunikasi Lasswell menjelaskan 5 unsur yang terlibat dalam peristiwa komunikasi, yaitu:
ü  Sender (pengirim)
ü  Message (pesan)
ü  Channel (media)
ü  Receiver (penerima)
ü  Effect (respon)
c)      Model Komunikasi Sirkuler Dari Osgood Dan Schramm;
Model proses komunikasi yang digambarkan oleh Osgood dan Schramm ini terutama berlaku untuk bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi. Dijelaskan bahwa proses komunikasi berjalan secara sirkuler, dimana masing-masing pelaku secara bergantian bertindak sebagai komunikator/sumber dan komunikan/penerima.
Proses komunikasinya dapat digambarkan demikian. Pertama, pelaku komunikasi pertama kali mengambil inisiatif sebagai sumber/komunikator membentuk pesan (encoding) dan menyampaikannya melalui saluran komunikasi tertentu kepada lawan komunikasinya yang bertindak sebagai penerima/komunikan. Kedua, pihak penerima/komunikan kemudian setelah menerima pesan akan mengartikan (decoding) dan menginterpretasikan (interpreting) pesan yang terimanya. Ketiga, pihak sumber/komunikator yang pertama serkarang bertindak sebagai penerima/komunikan. Ia akan mengartikan dan menginterpretasikan pesan yang diterimanya, dan kalu ada tanggapan/reaksi, kembali ia akan membentuk pesan dan menyampaikannya kembali ke pasangan komunikasinya.
d)     Model Komunikasi Gerbner;
Model komunikasi yang dikemukakan Gerbner hampir sama bentuknya dengan model Lasswell. Tapi prosesnya lebih kompleks karena meibatkan elemen-elemen komunikasi yang lebih banyak. Model komunikasi yang dibuat Gerbner ada dua, yaitu:
ü  Model Verbal
Model verbal dari Gerbner memberikan gambaran bahwa komunikasi mencakup sebelas komunikasi, yaitu:
·         pelaku komunikasi (komunikator dan komunikan),
·         objek peristiwa,
·         resepsi terhadap objek peristiwa,
·         reaksi,
·         situasi,
·         saluran/media,
·         distribusi,
·         bentuk/struktur/pola,
·         kontens,
·         makna isi pesan, dan
·         akibat/hasil.
ü  Model Gambar.
Model gambar yang dibuat Gerbner menjelaskan bahwa proses komunikasi diawali dengan satu tindakan pemahaman (persepsi). Meskipun proses komunikasi baru dimulai dari adanya persepsi (E1), namun persepsi tersebut tidak dapat lepas dari adanya suatu peristiwa (E). Tanpa adanya peristiwa (E), tidak akan pernah muncul persepsi (E1), dan dengan yidak munculnya persepsi (E1) maka tidak akan terjadi proses komunikasi. Oleh karena itu, Gerbner melihat model gambar melalui dua dimensi pendekatan, yaitu pendekatan transaksional dan pendekatan psychopyhysical (psikologi fisik).
e)      Model komunikasi Riley and Riley;
Proses komunikasi pada model-model yang terdahulu sepetinya mengasumsikan terjadinya suatu kevakuman sosial dimana pengaruh lingkungan tidak perlu dipersoalkan. Hal ini dikritik oleh John W. Riley dan Mathilda W. Riley (1959) dalam tulisannya tentang Mass Communication The Social System. Manusia menurut mereka, sebagai Homo Comunicas sebenarnya merupakan bagian dari suatu lungkungan atau sistem dengan struktur yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pengamatan terhadap tingkah laku komunikasi manusia perlu dipandang secara sosiologis.
f)       Model Komunikasi Newcomb;
Model komunikasiyang dikebangkan Newcomb merupakan model komunikasi antarpribadi. Melalui modelnya ini Newcomb menggambarkan tentang dinamika hubungan komunikasi antara dua individu tentang suatu objek yang dipersoalkan mereka. Menurut model Newcomb, yang kemudian dikenal dengan sebutan “model keseimbangan”, pola komunikasi yang terjadi antara dua individu mempunyai dua bentuk apabila dua orang yang berkomunikasi tentang suatu hal/objek sama-sama mepunyai sikap menyukai atau memiliki selera yang sama terhadapa hak/objek yang dibicarakan.
g)      Model Komunikasi Shanon Dan Weaver;
Model komunikasi dari Shannon dan Weaver melibatkan tujuh (7) komponen komunikasi. Ketujuh komponen komunikasi tersebut adalah:
ü  information source (sumber informasi),
ü  message (pesan),
ü  transmiter (alat/saluran penyampaian),
ü  signal (tanda, sinyal),
ü  receiver (alat penerima),
ü  destination (sasaran penerima pesan),
ü  noise source (sumber gangguan).
h)     Model Komunikasi Defleur;
Model komunikasi yang dibuat oleh Melvin DeFleur pada dasarnya merupakan pengembangan dari model komunikasi yang dibuat oleh Shannon dan Weaver. Model DeFleur ini cocok menggambarkan proses komunikasi melalui media massa (komunikasi massa). Di dalamnya tercakup delapan (8) komponen proses komunikasi massa, yaitu:
ü  source,
ü  transmitter,
ü  channel,
ü  receiver,
ü   destination,
ü  noise,
ü  mass medium device (sarana medium massa), dan
ü  feedback device (sasaran penyampai umpan balik).

2.3  Model-model Pengaruh Komunikasi
Model pengaruh komunikasi, yaitu model yang menggambarkan bagaimana upaya komunikator dalam mempengaruhi khalayak agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh khalayak. Yang menjadi titik perhatian dari model ini adalah pihak komunikator atau sumber penyampai pesan. Adapun termasuk dalam model pengaruh komunikasi antara lain:
a)      Model Stimulus Respon Dari Dew Flerur;
Model Stimulus-Response (Rangsangan-Tanggapan), atau lebih populer dengan sebutan model S-R menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima (receiver) sebagai akibat dari komunikasi. Menurut model ini, dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima, pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari “stimulus” (rangsangan) tertentu. Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi, tergantung pada isi dan penyajian stimulus. Model S-R dapat digambarkan sebagai berikut:
S --------------- O -------------- R
Sebagaimana terlihat dalam gambar diatas, model ini memberikan gambaran tentang tiga (3) elemen penting:
ü  Stimulus (S), yakni pesan
ü  Organisme (O), dalam hal ini penerima (receiver), dan;
ü   Response (R) yakni akibat atau pengaruh yang terjadi.
b)     Model Pengaruh Psikkologis TV Dari Comstock;
Model yang dibuat Comstock ini secara khusus mengungkapkan tentang pengaruh televisi (TV) terhadap tingkah laku seseorang. Menurut model ini, TV dpat disejajarkan dengan pengalaman, tindakan atau observasi perorangan yang dapat menimbulkan konsenkuensi terhadap pemahaman ataupun tingkah laku. Dengan demikian, TV tidak hanya dipandang mampu mengajarkan tingkah laku, tetapi juga mampu bertindak sebagai stimulus (ragsangan) untuk membangkitkan tingkah laku yang telah dipelajari dari sumber-sumber lain.


c)      Model Komunikasi Dua Tahap Dari Katz Dan Lazarsfeld;
Model dari Katz dan Lazarsfeld lazim disebut dengan two step flow model of communication (model komunikasi betahap dua), menjelaskan tentang proses pengaruh penyebaran informasi melalui media massa kepada khalayak. Menurut model ini, penyebaran dan pengaruh informasi yang disampaikan melalui media massa kepada khalayaknya tidak terjadi secara langsung (satu tahap), melainkan melalui perantara seperti misalnya “pemuka pendapat” (opinion leaders). Dengan demikian proses pengaruh penyebaran informasi melalui media massa terjadi dalam dua tahap:
ü  informasi mengalir dari media massa ke para pemuka pendapat;
ü  dari pemuka pendapat ke sejumlah orang yang menjadi pengikutnya.
d)     Model Spiral Kehening Dari Noelle-Neumann;
Model spiral keheningan (the spiral of silence) yang dikemukakan oleh Elisabeth Noelle-Neumann (1947), juga menjelaskan tentang dampak penyebaran informasi melalui media massa. Menurut model ini, besar kecilnya pengaruh media massa tergantung pada interaksi antara media massa, komunikasi antarpribadi, dan persepsi seseorang mengenai pendapat dirinya dikaitkan dengan pendapat orang lain yang ada di lingkungan masyarakat sekitar.

No comments:

Post a Comment