2.1 Pengertian dan Fungsi Model Komunikasi
Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata
ataupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut.
Model jelas bukan fenomena itu sendiri. Model hanya sebagai alat untuk
menjelaskan fenomena. Kita sering mencampuradukkan antara model komunikasi
dengan fenomena komunikasi. Sebagai alat untuk menjelaskan fenomena komunikasi,
model mempermudah penjelasan tersebut. Hanya saja model tersebut sekaligus
mereduksi fenomena komunikasi. Artinya ada nuansa komunikasi lainnya yang
mungkin terabaikan dan tidak terjelaskan oleh model tersebut.
Menurut Sereno
dan Mortensen, (dalam Mulyana, 2001:121) model komunikasi adalah deskripsi ideal mengenai apa yang
dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Suatu model merepresentasikan secara
abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu
dalam “dunia nyata”.
Pakar komunikasi yang lain, Aubrey Fisher, mengatakan bahwa model adalah analogi yang
mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau
komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model dapat dikatakan
sebagai gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori.
Dengan kata lain, model adalah teori yang lebih
disederhanakan. Atau seperti dikatakan Werner
J.Severin dan James W. Tankard, Jr.
Model membantu merumuskan suatu teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena
hubungan antara model dengan teori begitu erat, model sering dicampuradukkan
dengan teori. Oleh karena kita memilih unsur-unsur tertentu yang kita masukkan
dalam model, suatu model mengimplikasikan penilaian atas relevansi, dan ini
pada gilirannya mengimplikasikan suatu teori mengenai fenomena yang diteorikan.
Model dapat berfungsi sebagai basis bagi suatu teori yang lebih kompleks, alat
untuk menjelaskan teori dan menyarankan cara-cara untuk memperbaiki
konsep-konsep.
2.2 Model
dasar Komunikasi
Model dasar
komunikasi yang menggambarkan proses terjadinya peristiwa komunikasi,
yaitu menggambarkan tentang unsur-unsur apa saja yang terlibat dalam peristiwa
komunikasi dan bagaimana masing-masing unsur saling terkait membentuk suatu
proses komunikasi. Adapun yang termasuk model dasar komunikasi adalah:
a)
Model
komunikasi intra pribadi dan antar pribadi dari Barnlund;
ü
model komunikasi intrapribadi Barnlund
Komunikasi intrapribadi
merupakan proses pengolahan dan penyusunan informasi melalui system syaraf yang
ada di dalam otak kita, yang disebabkan oleh stimulus yang ditangkap oleh
pancaindra. Proses berpikir adalah bagian dari proses komunikasi yang terjadi
di dalam diri individu. Prilaku nonverbal sender berpengaruh positif, negative,
atau netral bagi receiver.
ü
model komunikasi antarpribadi Barnlund
Model komunikasi ini
merupakan kelanjutan dari model komunikasi intrapribadi. Unsur tambahan di
dalam proses komunikasi adalah pesan dan isyarat prilaku verbal. Pola dan
bentuk komunikasi yang berlangsung antara 2 orang atai lebih sangat dipengaruhi
oleh hasil komunikasi intrapribadi masing-masing individu. Ciri-ciri komunikasi
ini adalah bersifat spontan, tidak berstruktur, tidak mengejar tujuan yang
direncanakan, identitas keanggotaannya tidak jelas, terjadi hanya sambil lalu.
b)
Model
komunikasi linear dari Lasswell:
Model komunikasi Lasswell menjelaskan 5 unsur yang terlibat
dalam peristiwa komunikasi, yaitu:
ü
Sender (pengirim)
ü
Message (pesan)
ü
Channel (media)
ü
Receiver (penerima)
ü
Effect (respon)
c)
Model
Komunikasi Sirkuler Dari Osgood Dan Schramm;
Model proses komunikasi yang digambarkan oleh Osgood dan
Schramm ini terutama berlaku untuk bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi.
Dijelaskan bahwa proses komunikasi berjalan secara sirkuler, dimana
masing-masing pelaku secara bergantian bertindak sebagai komunikator/sumber dan
komunikan/penerima.
Proses komunikasinya dapat digambarkan
demikian. Pertama, pelaku komunikasi pertama kali mengambil inisiatif sebagai
sumber/komunikator membentuk pesan (encoding) dan menyampaikannya melalui
saluran komunikasi tertentu kepada lawan komunikasinya yang bertindak sebagai
penerima/komunikan. Kedua, pihak penerima/komunikan kemudian setelah menerima
pesan akan mengartikan (decoding) dan menginterpretasikan (interpreting) pesan
yang terimanya. Ketiga, pihak sumber/komunikator yang pertama serkarang
bertindak sebagai penerima/komunikan. Ia akan mengartikan dan
menginterpretasikan pesan yang diterimanya, dan kalu ada tanggapan/reaksi,
kembali ia akan membentuk pesan dan menyampaikannya kembali ke pasangan
komunikasinya.
d)
Model
Komunikasi Gerbner;
Model komunikasi yang dikemukakan Gerbner hampir sama
bentuknya dengan model Lasswell. Tapi prosesnya lebih kompleks karena meibatkan
elemen-elemen komunikasi yang lebih banyak. Model komunikasi yang dibuat
Gerbner ada dua, yaitu:
ü Model Verbal
Model verbal dari Gerbner memberikan gambaran bahwa komunikasi mencakup
sebelas komunikasi,
yaitu:
·
pelaku komunikasi (komunikator dan
komunikan),
·
objek peristiwa,
·
resepsi terhadap objek peristiwa,
·
reaksi,
·
situasi,
·
saluran/media,
·
distribusi,
·
bentuk/struktur/pola,
·
kontens,
·
makna isi pesan, dan
·
akibat/hasil.
ü Model Gambar.
Model gambar yang dibuat Gerbner menjelaskan bahwa proses komunikasi
diawali dengan satu tindakan pemahaman (persepsi). Meskipun proses komunikasi
baru dimulai dari adanya persepsi (E1), namun persepsi tersebut tidak dapat
lepas dari adanya suatu peristiwa (E). Tanpa adanya peristiwa (E), tidak akan
pernah muncul persepsi (E1), dan dengan yidak munculnya persepsi (E1) maka
tidak akan terjadi proses komunikasi. Oleh karena itu, Gerbner melihat model
gambar melalui dua dimensi pendekatan, yaitu pendekatan transaksional dan
pendekatan psychopyhysical (psikologi fisik).
e)
Model
komunikasi Riley and Riley;
Proses komunikasi
pada model-model yang terdahulu sepetinya mengasumsikan terjadinya suatu
kevakuman sosial dimana pengaruh lingkungan tidak perlu dipersoalkan. Hal ini
dikritik oleh John W. Riley dan Mathilda W. Riley (1959) dalam tulisannya
tentang Mass Communication The Social System. Manusia menurut mereka,
sebagai Homo Comunicas sebenarnya merupakan bagian dari suatu lungkungan atau
sistem dengan struktur yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pengamatan terhadap
tingkah laku komunikasi manusia perlu dipandang secara sosiologis.
f)
Model
Komunikasi Newcomb;
Model
komunikasiyang dikebangkan Newcomb merupakan model komunikasi antarpribadi.
Melalui modelnya ini Newcomb menggambarkan tentang dinamika hubungan komunikasi
antara dua individu tentang suatu objek yang dipersoalkan mereka. Menurut model
Newcomb, yang kemudian dikenal dengan sebutan “model keseimbangan”, pola
komunikasi yang terjadi antara dua individu mempunyai dua bentuk apabila dua orang
yang berkomunikasi tentang suatu hal/objek sama-sama mepunyai sikap menyukai
atau memiliki selera yang sama terhadapa hak/objek yang dibicarakan.
g)
Model
Komunikasi Shanon Dan Weaver;
Model komunikasi
dari Shannon dan Weaver melibatkan tujuh (7) komponen komunikasi. Ketujuh
komponen komunikasi tersebut adalah:
ü information source (sumber informasi),
ü message (pesan),
ü transmiter (alat/saluran penyampaian),
ü signal (tanda, sinyal),
ü receiver (alat penerima),
ü destination (sasaran penerima pesan),
ü noise source (sumber gangguan).
h)
Model
Komunikasi Defleur;
Model komunikasi yang dibuat oleh Melvin DeFleur pada
dasarnya merupakan pengembangan dari model komunikasi yang dibuat oleh Shannon
dan Weaver. Model DeFleur ini cocok menggambarkan proses komunikasi melalui
media massa (komunikasi massa). Di dalamnya tercakup delapan (8) komponen
proses komunikasi massa, yaitu:
ü source,
ü transmitter,
ü channel,
ü receiver,
ü destination,
ü noise,
ü mass medium device (sarana medium massa), dan
ü feedback device (sasaran penyampai umpan balik).
2.3
Model-model Pengaruh Komunikasi
Model pengaruh
komunikasi, yaitu model yang menggambarkan bagaimana upaya komunikator dalam
mempengaruhi khalayak agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh khalayak.
Yang menjadi titik perhatian dari model ini adalah pihak komunikator
atau sumber penyampai pesan. Adapun termasuk dalam model pengaruh komunikasi
antara lain:
a) Model Stimulus Respon Dari Dew Flerur;
Model Stimulus-Response (Rangsangan-Tanggapan),
atau lebih populer dengan sebutan model S-R menjelaskan tentang pengaruh yang
terjadi pada pihak penerima (receiver) sebagai akibat dari komunikasi.
Menurut model ini, dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima, pada
dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari “stimulus” (rangsangan) tertentu.
Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh
tersebut terjadi, tergantung pada isi dan penyajian stimulus. Model S-R dapat
digambarkan sebagai berikut:
S --------------- O -------------- R
Sebagaimana terlihat dalam gambar diatas, model ini memberikan gambaran
tentang tiga (3) elemen penting:
ü Stimulus (S), yakni pesan
ü Organisme (O), dalam hal ini penerima (receiver), dan;
ü Response (R) yakni akibat atau
pengaruh yang terjadi.
b) Model Pengaruh Psikkologis TV Dari Comstock;
Model yang dibuat Comstock ini secara khusus
mengungkapkan tentang pengaruh televisi (TV) terhadap tingkah laku seseorang.
Menurut model ini, TV dpat disejajarkan dengan pengalaman, tindakan atau
observasi perorangan yang dapat menimbulkan konsenkuensi terhadap pemahaman
ataupun tingkah laku. Dengan demikian, TV tidak hanya dipandang mampu
mengajarkan tingkah laku, tetapi juga mampu bertindak sebagai stimulus
(ragsangan) untuk membangkitkan tingkah laku yang telah dipelajari dari
sumber-sumber lain.
c) Model Komunikasi Dua Tahap Dari Katz Dan Lazarsfeld;
Model dari Katz
dan Lazarsfeld lazim disebut dengan two step flow model of communication
(model komunikasi betahap dua), menjelaskan tentang proses pengaruh penyebaran
informasi melalui media massa kepada khalayak. Menurut model ini, penyebaran
dan pengaruh informasi yang disampaikan melalui media massa kepada khalayaknya
tidak terjadi secara langsung (satu tahap), melainkan melalui perantara seperti
misalnya “pemuka pendapat” (opinion leaders). Dengan demikian proses
pengaruh penyebaran informasi melalui media massa terjadi dalam dua tahap:
ü
informasi
mengalir dari media massa ke para pemuka pendapat;
ü
dari
pemuka pendapat ke sejumlah orang yang menjadi pengikutnya.
d) Model Spiral Kehening Dari Noelle-Neumann;
Model spiral
keheningan (the spiral of silence) yang dikemukakan oleh Elisabeth
Noelle-Neumann (1947), juga menjelaskan tentang dampak penyebaran informasi
melalui media massa. Menurut model ini, besar kecilnya pengaruh media massa
tergantung pada interaksi antara media massa, komunikasi antarpribadi, dan
persepsi seseorang mengenai pendapat dirinya dikaitkan dengan pendapat orang
lain yang ada di lingkungan masyarakat sekitar.
No comments:
Post a Comment