BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Motivasi
Motivasi
ialah dorongan yang sudah terikat pada suatu tujuan. Motif menunjukkan hubungan
sistematik antara suatu respon atau suatu himpunan respon dengan keadaan
dorongan tertentu. Apabila dorongan dasar itu bersifat bawaan, maka motif itu
hasil proses belajar.[1]
Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat
diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat ntuk mencapai apa
yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang.
Ada
beberapa definisi motif menurut beberapa ahli, yaitu:
a)
Gerungan
(1966)
Motivasi merupakan suatu pengertian
yang melengkapi semua penggerak alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri
manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.[2]
b)
Lindzey,
Hall dan Thompson (1975)
Motifasi ialah sesuatu yang
menimbulkan tingkah laku.[3]
c) Abraham Maslow & Teori Motivasi
Kontemporer
Motivasi
adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk
mencapai tujuannya.[4]
Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah:
·
intensitas,
·
arah,
dan
·
ketekunan.
Dalam
hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa
giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi
kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang
menguntungkan. Sebaliknya
elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama
seseorang dapat mempertahankan usahanya[5]
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah energi
aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri sesorang yang
nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong
individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan,
kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan.
2.
Faktor
Penyebab Timbulnya Motivasi
Motivasi
seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a)
Faktor Internal;
faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:
Ø Persepsi individu mengenai diri
sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan
sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi
seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku
seseorang untuk bertindak;[6]
Ø Harga diri dan prestasi;
faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar
menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan
status tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu
untuk berprestasi;[7]
Ø Harapan;
adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi
objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif
seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.[8]
Ø Kebutuhan;
manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang
berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total.
Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau
menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.[9]
Ø Kepuasan kerja;
lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk
mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.[10]
b)
Faktor Eksternal;
faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas:
Ø Jenis dan sifat pekerjaan;
dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan
objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap
atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi
oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud;[11]
Ø Kelompok kerja dimana individu
bergabung; kelompok kerja atau organisasi tempat dimana
individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam
mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini
dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran,
kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan
dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.[12]
Ø Situasi lingkungan pada umumnya;
setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam
melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya;[13]
Ø Sistem imbalan yang diterima;
imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan
oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah
tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang
lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk
berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga
ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.[14]
3.
Hubungan Motivasi dengan Perilaku
Motivasi
merupakan suatu tenaga yang terdapat dalam diri manusia yang menimbulkan,
mengarahkan, dan mengorganisasi tingkah laku (Perilaku). Perilaku ini timbul
karena adanya dorongan faktor internal dan faktor eksternal. Perilaku dipandang
sebagai reaksi atau respons terhadap suatu stimulus.
![]() |
Woodhworth
(dalam Petri, 1981)* mengungkapkan bahwa perilaku terjadi karena adanya
motivasi atau dorongan (drive) yang mengarahkan individu untuk bertindak sesuai
dengan kepentingan atau tujuan yang ingin dicapai. Karena tanpa dorongan tadi
tidak akan ada suatu kekuatan yang mengarahkan individu pada suatu mekanisme
timbulnya perilaku. Dorongan diaktifkan oleh adanya kebutuhan (need), dalam
arti kebutuhan membangkitkan dorongan, dan dorongan ini pada akhirnya
mengaktifkan atau memunculkan mekanisme perilaku.
Pandangan
lain dikemukakan oleh Hull (dalam As’ad, 1995)* yang menegaskan bahwa perilaku
seseorang dipengaruhi oleh motivasi atau dorongan oleh kepentingan mengadakan
pemenuhan atau pemuasan terhadap kebutuhan yang ada pada diri individu. Lebih
lanjut dijelaskan bahwa perilaku muncul tidak semata-mata karena dorongan yang
bermula dari kebutuhan individu saja, tetapi juga karena adanya faktor
belajar. Faktor dorongan ini dikonsepsikan sebagai kumpulan energi yang
dapat mengaktifkan tingkah laku atau sebagai motivasional faktor, dimana
timbulnya perilaku menurut Hull adalah fungsi dari tiga hal yaitu : kekuatan
dari dorongan yang ada pada individu; kebiasaan yang didapat dari hasil
belajar; serta interaksi antara keduanya.
Berdasarkan
uraian di atas, baik konsep yang dikemukakan Woodhworth maupun Hull menjelaskan
bahwa motivasi berkaitan erat dengan perilaku. Motivasi
merupakan suatu konstruk yang dimulai dari adanya need atau kebutuhan pada diri
individu dalam bentuk energi aktif yang menyebabkan timbulnya dorongan dengan
intensitas tertentu yang berfungsi mengaktifkan, memberi arah, dan membuat
persisten (berulang-ulang) dari suatu perilaku untuk memenuhi kebutuhan
yang menjadi penyebab timbulnya dorongan itu sendiri.
[1]
Baca, Drs. H. Abu Ahmadi dkk, Psikologi
Sosial (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991)
[2]
Ibid
[3]
Ibid
[4] Soemanto, Wasty,. Psikologi
Pendidikan. (Jakarta: PT Bina Aksara, 1987)
[5] Soemanto, Wasty,. Psikologi
Pendidikan. (Jakarta: PT Bina Aksara, 1987)
[6] Winardi,. Manajemen
Prilaku Organisasi. (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1992)
[7]
Ibid
[8]
Ibid
[9] Winardi,. Manajemen
Prilaku Organisasi. (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1992)
[10]
Ibid
[11] As’ad, Moh,. Psikologi
Industri. (Yogyakarta: Liberty, 1998)
[12]
Ibid
[13]
Ibid