background

Saturday, March 19, 2016

TEORI MOVE ON

Haloo, guys!! Udah lama nih jari-jari absen dari dunia blogger. Kali ini, aku kepengin kasih sebuah teori ajaib tentang cinta yang kandas di tengah jalan. Well, setiap cinta yang kandas, pasti selalu nyisain beribu kenangan manis bareng doi. Iya kaaaaan??? Nah, ketimbang kamu stuck di tempat yang sama, ada baiknya nih buat segera MOVE ON!
 

Yup! Move On selalu punya proses yang berliku. Ada saat dimana kamu kangen dengan doi, ada saat kamu pengiiiiiiin banget denger suara doi lagi, atau ada juga saat kamu kepengin lihat wajah orang yang kamu sayang. Nah, semua proses itu pasti akan kamu alami saat kamu sedang move on. Udaaaah, sekarang jangan khawatir lagi deh. Coba nih baca teori-teori tentang move on yang aku dapet dari buku @PsikologiID. Yuk simak!!
  • Teori yang pertama adalah, move on bukan berarti menghilang begitu saja dan memutuskan tali silahturahmi. Walaupun kamu udah putus, harusnya kamu tetap menjaga hubungan baik antarsesama manusia. Nah, kalau kamu punya pemikiran move on adalah dengan cara menghilang gitu aja, kayaknya itu bukan tindakan yang bagus guys. cepat atau lambat, kamu pasti bakalan kembali lagi memendam rasa sama doi. 
  • Teori yang kedua adalah, move on yang baik itu bukan karna terpaksa, tapi karna kamu sadar bahwa dia bukanlah sosok yang tepat buat kamu. Coba deh dipikir lagi saat kamu mengambil keputusan untuk mengakhiri semua. Alasan yang kamu ambil sebaiknya enggak dipengaruhi emosi belaka. kalau sekarang kamu move on karna terpaksa pasti deh ujungnya cuma mainin harti orang lain karna kepengin balas sakit hati kamu. 
  • Teori yang ketiga masih berkaitan dengan teori yang pertama, yaitu move on bukan berarti menghilang, tetapi memindahkan perasaan. Emang sih, kalau dibaca itu kayaknya mudaaaah banget, padahal faktanya enggak gitu. seperi quote yang ada dalam buku ini, "melupakan cinta itu butuh proses dan keikhlasan untuk menerimanya dengan baik." 
  • Teori selanjutnya adalah, jangan pernah terjebak dengan semua kenangan manis bareng doi. Well, kenangan itu wajar, tapi harusnya kamu bersikap rasional dengan menganggap kenangaan sebagai suatu hal yang memang enggak bisa kamu ubah. 
  • Kangen. Itu pasti jadi kata pertama yang terus muncul dalam proses move on. Rasa kangen itu nunjukkin seberapa berharganya peristiwa dan kenangan yang udah pernah kamu lewati. Nah, disaat seperti ini sebaiknya kamu jangan terlalu terbawa arus perasaan kamu yaa guys.. ntar baper loh.
  • Nah, teori yaang terakhir tentang move on adalah waktu. Semua orang pasti deh butuh waktu untuk nyembuhin luka yang ada dihatinya masing-masing, butuh waktu untuk ngilangin perasaan yang ada, dan selalu butuh waktu untuk membina hubungan yang baru. Eits, sebelum itu kamu juga mesti nyoba untuk membuka diri kamu dulu, guys. tapi membuka diri ini enggak melulu tentang pacar baru. kamu bisa membuka diri kamudengan pengetahuan yang baru, teman baru, kegiatan yang baru, bahkan kebiasaan baru.
Well, itulah beberapa teori seputar move on. Hayoo, siapa nih yang belum move on? 
Enggak perlu khawatir, tinggal kamu pahami aja tuh teori-teori seputar move on. Good luck!! 

Jarh wa Ta'dil

Sejarah Jarh wa Ta'dil Pada masa Nabi
Motif kritik pemberitaan hadist bercorak konfirmasi. Klarifikasi dan upaya memperoleh testimoni akhirnya menguji validitas keterpercayaan berita. Kritik bermotif konfirmasi, yakni upaya menjaga kebenaran dan keabsahan berita, antara lain terbaca pada kronologis kejadian yang diriwayatkan oleh abu Buraidhah tentang seorang pria yang tertolak pinangannya untuk mempersunting wanita Bani Laits.  
Kritik bermotif klarifikasi, yakni penyelarasan dan mencari penjelasan lebih kongkrit, kemudian motif kritik lain menyerupai upaya testmoni yakni mengusahakan kesaksian dan pembuktian atas sesuatu yang tersinyalir diperbuat oleh nabi SAW. Dan motif kritik pemberitaan (matan hadist) untuk tujuan esensi faktanya dilaksanakan dengan tekhnik investigasi (penyelidikan) dilokasi kejadian, bertemu langsung dengan subjek narasumber berita serta melibatkan peran aktif pribadi nabi atau rasul SAW. 
Sejarah Jarh wa ta'dil pada periode Sahabat

Proses transfer (pengoperan) informasi hadist dikalangan sesama sahabat nabi cukup berbekal kewaspadaan terhadap kadar akurasi pemberitaan. Kesalahan tidak disengaja, salah mempersepsi fakta, dan kekeliruan bentuk lain karena gangguan indra pengamatan adalah hal yang manusiawi. Faktor luar yang diduga memperbesar kelemahan tersebut adalah : Kelangkaan naskah penghimpun notasi hadist, kurang tersosialisasinya aktifitas pencatatan hadist.

Skala kesalahan dalam proses pemberitaan hadist pada periode sahabat cepat terlokalisir dan tereleminir, karena adanya tradisi saling menegur dan mengingatkan.

Tradisi kritik esensi matan hadist dilingkungan sahabat, selain menerapkan kaidah muqaronah  antar riwayat berlaku juga kaidah mu'aradah. Metode muqaronah merupakan perbandingan antar riwayat dari sesama sahabat. Sedangkan metode mu'arodah merupakan pencocokan konsep yang menjadi muatan pokok setiap matan hadist, agar tetap terpelihara keselarasan antar konsep dengan hadist lain dan dengan dalil syari'at yang lain.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode kritik hadist pada periode sahabat ditekankan pada objek esensi matan hadist, dengan kaidah muqaronah antar riwayat dan mu;arodah. Pasca kritik tidak muncul reaksi negatif, hanya sekedar tawaquf (sadar) menerima kenyataan atau menerima koreksi pemberitaan. Dengan demikian mekanisme kritik lebih didasarkan pada tujuan meluruskan pemberitaan yang mempertaruhkan nabi atu rasul dan mengkondisikan wawasan keislaman yang ta'at asas.
Sejarah Jarh wa ta'dil pada periode Muhaddisin

Fakta pemalsuan hadist-hadist palsu membangkitkan kesadaran muhaddisin  untuk melembagakan sanad sebagai alat kontrol periwayatan hadist sekaligus mencermati kecenderungan sikap keagamaan dan politik orang perorang yang menjadi mata rantai riwayat itu. Upaya mewaspadai hadist tersebut telah berlangsung pada periode kehidupan sahabat kecil, yakni mereka yang masih berada di tengah-tengah umat hingga sekitar tahun 70-80 Hijriah.

Dalam rangka mengimbangi pelembagaan sanad, maka lahirlah kegiatan Jarh ta'dil (mencermati kecacatan pribadi perawi dan keterpujiannya). Biodata pribadi periwayat hadist yang ditelusuri meliputi:

  1. Data kelahiran dan wafatnya,  
  2. Tempat tinggal, 
  3. Mobilitas dalam studi hadits 
  4. Nama guru dan murid yang diasuh
  5. Penilaian kritikus tentang integritas keagamaan atau indikasi tersangkut paham bid'ah
  6. Kadar ketahanan hapalan
  7. Bukti kepemilikan notasi hadits, dan;
  8. penetapan peringkat profesi kehaditsannya.  
Kegiatan Jarh ta'dil menurut pengamatan Al-Dzahabi (w.784 H) telah melibatkan 715 kritikus.[1]



[1] Baca, Drs. Haasjim Abbas, Kritik Matan Hadist ( Jogjakarta: Teras, 2004), hal: 22-35