BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Hambatan
Komunikasi
Proses komunikasi
merupakan suatu proses yang sangat kompleks sehingga permasalahan dapat terjadi
pada tingkat individu, kelompok, maupun organisasi. Di dalam komunikasi
selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi.
Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan
dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.
Hambatan adalah
gangguan yaitu segala sesuatu yang menganggu kelancaran komunikasi serta akan
menghambat kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan.
2.
Macam-Macam Hambatan Komunikasi
Berdasarkan sifat
hambatan, hambatan komunikasi dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Hambatan Objektif
b) Hambatan Subjektif
Sedangkan kalau diklasifikasikan hambatan komunikasi
meliputi :
a) Gangguan
b) Kepentingan
c) Motivasi
d) Prasangka
e) Evasi Komunikasi
f) Mencacatkan pesan Komunikasi
Namun, menurut Hafied
Cangara, pada dasarnya gangguan komunikasi dibedakan atas 7 macam, yaitu:
a) Gangguan Teknis
b) Gangguan Semantik
c) Gangguan Psikologis
d) Gangguan Fisik
e) Gangguan Status
f) Gangguan Kerangka Berpikir
g) Gangguan Budaya
1.
Sifat Hambatan Komunikasi
a) Hambatan Komunikasi Objektif
Hambatan komunikasi yang
bersifat objektif maksudnya adalah hambatan yang terjadi terhadap proses komunikasi yang tidak
disengaja dibuat oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang
tidak menguntungkan. Contohnya karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di
tempat ramai, waktu yang tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun
karena tidak adanya chemistry antara
komunikator dengan komunikan.
b) Hambatan Komunikasi Subjektif
Hambatan komunikasi yang bersifat
Subjektif maksudnya hambatan yang sengaja di buat orang lain sebagai upaya
penentangan, misalnya pertentangan kepentingan, prasangka, tamak, iri hati,
apatisme, dan mencemoohkan komunikasi.
2.
Klasifikasi Hambatan Komunikasi
Hambatan komunikasi diklasifikasikan
menjadi:
a) Gangguan (Noises), terdiri dari:
ü Gangguan mekanik (mechanical/channel
noise), yaitu gangguan disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang
bersifat fisik.
ü Gangguan semantik (semantic noise),
yaitu bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak.
Lebih banyak kekacauan penggunaan bahasa, pengertian suatu istilah atau konsep
terdapat perbedaan antara komunikator dengan komunikan.
ü Gangguan personal (personnel
noise), yaitu bersangkutan dengan kondisi fisik komunikan atau komunikator yang
sedang kelelalahan, rasa lapar, atau sedang ngantuk. Juga kondisi psikologis,
misalnya tidak ada minat, bosan, dan sebagainya.
b) Kepentingan (Interest)
Interest akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi
atau menghayati suatu pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada
kaitannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian
kita tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku
yang akan merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak
bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan.
c) Motivasi
Motif atau daya dorong dalam diri seseorang untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan
kekurangannya. Pada umumnya motif seseorang berbeda-beda jenis maupun
intensitas dengan yang lainnya, termasuk intensitas tanggapan seseorang
terhadap suatu komunikasi. Semakin komunikasi sesuai motivasinya semakin besar
kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak
komunikan.
d) Prasangka (Prejudice)
Sikap seseorang terhadap sesuatu secara umum selalu terdapat
dua alternatif like and dislike, atau pun simpati dan tidak
simpati. Dalam sikap negatif (dislike juga tidak simpati) termasuk prasangka
yang akan melahirkan curiga dan menentang komunikasi. Dalam prasangka emosi
memaksa seseorang untuk menarik kesimpulan atas dasar stereotif (tanpa
menggunakan pikiran rasional). Emosi sering membutakan pikiran dan pandangan
terhadap fakta yang nyata, tidak akan berpikir secara objektif dan segala yang
dilihat selalu akan dinilai negatif.
e) Evasi Komunikasi
Evasi komunikasi adalah gejala mencemoohkan dan mengelakkan
suatu komunikasi untuk kemudian mendiskreditkan atau menyesatkan pesan
komunikasi. Menurut E. Cooper dan M. Johada yang dikutip oleh Onong
Uchjana Effendi dalam buku “Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi” menyatakan
beberapa jenis evasi : Menyesatkan pengertian (understanding derailed), contoh
: Apabila seorang mahasiswa menyerukan pada teman-temannya untuk meningkatkan
prestasi belajar dengan jalan rajin masuk kuliah, rajin membaca, dan
menghormati dosen. Maka komunikasinya oleh mahasiswa lain mungkin akan
diangggap sebagai usaha mencari muka.
f) Mencacadkan pesan komunikasi (message
made invalid)
Maksudnya disini adalah adanya kecacatan dalam pesan yang
disampaikan oleh komunikan kepada komunikator.
Contoh
: Apabila seorang siswa A tidak disenangi oleh siswa B, C, D, dan E. Ketika B
melihat A sedang dinasehati guru BP, maka B mengatakan pada C bahwa A sedang
dimarahi Guru BP. C mungkin mengatakan pada D bahwa A sedang dimaki-maki Guru
BP. Dan D mengatakan pada E bahwa A diskor oleh Guru BP.
- Upaya Mengatasi Hambatan Komunikasi
Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi
hambatan komunikasi, yaitu:
a) Gunakan umpan balik (feedback)
Setiap orang yang berbicara memperhatikan umpan balik yang
diberikan lawan bicaranya baik bahasa verbal maupun non verbal, kemudian
memberikan penafsiran terhadap umpan balik itu secara benar.
b) Pahami perbedaan individu atau kompleksitas
individu dengan baik
Setiap individu merupakan pribadi yang khas yang berbeda
baik dari latar belakang psikologis, sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan.
Dengan memahami, seseorang dapat menggunakan taktik yang tepat dalam
berkomunikasi.
c) Gunakan komunikasi langsung (face to
face)
Komunikasi langsung dapat mengatasi hambatan komunikasi
karena sifatnya lebih persuasif. Komunikator dapat memadukan bahasa verbal dan
bahasa non verbal. Disamping kata-kata yang selektif dapat pula digunakan
kontak mata, mimik wajah, bahasa tubuh lainnya dan juga meta-language (isyarat
diluar bahasa) yang membuat komunikasi lebih berdaya guna.
d) Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah
Kosa kata yang digunakan hendaknya dapat dimengerti dan
dipahami jangan menggunakan istilah-istilah yang sukar dimengerti pendengar.
Gunakan pola kalimat sederhana (kanonik) karena kalimat yang mengandung banyak
anak kalimat membuat pesan sulit dimengerti.
No comments:
Post a Comment