BAB
I
PEMBAHASAN
Rancangan
grafis merupakan penyiapan naik-cetak yang bersifat kreatif dalam memadukan
gambar dan tulisan pada struktur bentuk dan pola halaman-halaman. Baik
dalam sistem manual maupun digital, fungsi seni pada rancangan grafis tetap
merupakan kerja penyusunan unsur-unsur semata bagi tujuan komunikasi.[1]
Berbagai hal yang perlu
disiapkan, meliputi:[2]
a) mempelajari
naskah yang akan digarap;
b) rekabentuk struktural;
c) menetapkan tipografi naskah;
d) membuat gambar kerja (artwork);
e) instruksi pelaksanaan dengan tertulis.
A. Mempelajari Naskah
Naskah
perlu dipelajari terlebih dahulu, karena rancangan grafis untuk buku misalnya,
memerlukan penanganan yang berbeda dengan surat kabar atau majalah. Rekabentuk
dan warna kemasan untuk air mineral harus dapat dibedakan dari kemasan untuk
botol sirup. Brosur kosmetik berlainan dengan brosur semen. Setiap karya tulis
mempunyai tujuan dan khalayak sasarannya yang tertentu. Siapa yang akan membaca
tulisannya? dan dampak bagaimana yang diharapkan? Dengan demikian pendekatan
rancang grafis bersifat fungsional, yakni bentuk mengikuti fungsi (form
follow function).[3]
B. Reka Bentuk Struktural
Rekabentuk
Struktural merupakan suatu kerja penjabaran dengan berpedoman 3F: Fungsi,
Format, Frame (bingkai). Kenalilah fungsi barang cetak yang akan digarap.
Rekabentuk
bukan sekadar bertujuan menjadi ”gincu” untuk mempercantik tampilan suratkabar
agar menarik perhatian, tetapi juga untuk membentuk identitas media, agar sehinga mudah dikenali dan memikat
pembaca. Kemudian untuk menambah
keterbacaan informasi dan menarik
perhatian pembaca kepada informasi yang disajikan.
Rekabentuk juga bertujuan menciptakan pola pengelompokkan informasi untuk
memudahkan pencarian informasi. Terakhir tujuan rekabentuk suratkabar
untuk merencanakan bentuk halaman yang indah dan menarik.
Rekabentuk suratkabar memiliki
beberapa fungsi, yaitu:[4]
a) fungsi identifikasi ditampilkan
melalui ciri khas media, yang tampak
pada rancangan logo media (nameplate),
frame, ilustrasi dan foto, tipografi
hingga warna.
b) fungsi informatif, yakni
mampu menerangkan serta menguraikan suatu hal
dengan sejelas-jelasnya.
c) fungsi
promosi rekabentuk mampu mempengaruhi pelihat atau pembaca untuk agar bertindak
atau berperilaku seperti diharapkan perekabentuk.
d) rekabentuk
surat memiliki fungsi ekspresi karena menjadi ungkapan rasa seni melalui media
cetak.
Tidak
kalah pentingnya, rekabentuk suratkabar harus mampu menampilkan perwajahan
suratkabar yang baik. Syarat yang harus dimiliki perwajahan suratkabar
diantaranya kesederhanaan dalam menampilkan rekabentuk, ketepatan menyampaikan
pesan dan arah sasaran, serta keindahan dan keserasian dalam bentuk sehingga
pesan yang disampaikan mudah dipahami dalam waktu singkat.[5]
- Membuat Tipografi Naskah
Peranan klasik yang disandang tipografi, yakni agar
mudah terbaca dan suatu tampilan keseluruhan yang jelas, tidak mustahil
diperbaharui melalui sentuhan kreatif tataletak dan susun huruf. Setiap huruf
harus memuaskan dalam dirinya sendiri, tetapi yang lebih penting lagi adalah ia
harus tampak memuaskan dalam pertalian dengan huruf-huruf naratunggal lainnya.
Bahkan dengan gambar atau unsur-unsur grafis lainnya.[6]
- Membuat Gambar Kerja (Artwork)
Tampilan
Media cetak terlebih dahulu berupa dummy atau comprehensive
design (comp), sehingga memperjelas ancer-ancer wujud media cetak setelah
jadinya nanti. Hal ini penting untuk menghindari keterlanjuran sebelum naskah
tersebut masuk ke bagian produksi, mulai dari susun huruf, sampai penjilidan,
sekaligus untuk uji coba apakah tampilannya cukup berfungsi sebagai sarana
komunikasi. Gambar kerja (artwork) dibuat berdasarkan dummy
atau comp yang telah disetujui dan merupakan suatu model yang akan
dikerjakan selanjutnya di bagian acuan cetak dan produksi.[7]
- Instruksi Tertulis
Suatu petunjuk tertulis yang menyertai rancangan
diperlukan oleh bagian persiapan pra-cetak, yang menyebutkan antara lain:
ukuran bersih media cetak, jenis kertas, jenis huruf dan ukurannya, berapa kali
cetak, lebar susunan, bentuk penjilidan, instruksi untuk ilustrasi, dan
petunjuk-petunjuk lainnya.[8]
Dengan demikian selesailah tugas perancang dalam
menyiapkan produksi barang cetak. Bersama naskah bersih (clean copy),
rancangan disampaikan ke bagian produksi yang sesuasi dengan metode dan sarana
cetak yang telah diketahui dan dipahami bersama. Misalnya dengan peralatan
cetak tinggi, cetak datar, cetak dalam, dan cetak saring.[9]
No comments:
Post a Comment