background

Saturday, January 4, 2014

Pedoman 3F



BAB I
PEMBAHASAN

Rancangan grafis merupakan penyiapan naik-cetak yang bersifat kreatif dalam memadukan gambar dan tulisan pada struktur bentuk dan pola halaman-halaman.  Baik dalam sistem manual maupun digital, fungsi seni pada rancangan grafis tetap merupakan kerja penyusunan unsur-unsur semata bagi tujuan komunikasi.[1]
Berbagai hal yang perlu disiapkan, meliputi:[2]
a)      mempelajari naskah yang akan digarap;
b)       rekabentuk struktural;
c)       menetapkan tipografi naskah;
d)      membuat gambar kerja (artwork);
e)       instruksi pelaksanaan dengan tertulis.

A.    Mempelajari Naskah
Naskah perlu dipelajari terlebih dahulu, karena rancangan grafis untuk buku misalnya, memerlukan penanganan yang berbeda dengan surat kabar atau majalah. Rekabentuk dan warna kemasan untuk air mineral harus dapat dibedakan dari kemasan untuk botol sirup. Brosur kosmetik berlainan dengan brosur semen. Setiap karya tulis mempunyai tujuan dan khalayak sasarannya yang tertentu. Siapa yang akan membaca tulisannya? dan dampak bagaimana yang diharapkan? Dengan demikian pendekatan rancang grafis bersifat fungsional, yakni bentuk mengikuti fungsi (form follow function).[3]



B.     Reka Bentuk Struktural
Rekabentuk Struktural merupakan suatu kerja penjabaran dengan berpedoman 3F: Fungsi, Format, Frame (bingkai). Kenalilah fungsi barang cetak yang akan digarap.
Rekabentuk bukan sekadar bertujuan menjadi ”gincu” untuk mempercantik tampilan suratkabar agar menarik perhatian, tetapi juga untuk membentuk identitas media, agar sehinga mudah dikenali dan memikat pembaca. Kemudian untuk menambah keterbacaan informasi dan menarik perhatian pembaca kepada informasi yang disajikan.
Rekabentuk juga bertujuan menciptakan pola pengelompokkan informasi untuk memudahkan pencarian informasi. Terakhir tujuan rekabentuk suratkabar untuk  merencanakan bentuk halaman yang indah dan menarik.
Rekabentuk suratkabar memiliki beberapa fungsi, yaitu:[4]
a)      fungsi identifikasi ditampilkan melalui ciri khas media, yang tampak pada rancangan logo media (nameplate), frame, ilustrasi dan foto, tipografi hingga warna.
b)      fungsi  informatif, yakni mampu menerangkan serta menguraikan suatu hal  dengan sejelas-jelasnya.
c)      fungsi promosi rekabentuk mampu mempengaruhi pelihat atau pembaca untuk agar bertindak atau berperilaku seperti diharapkan perekabentuk.
d)     rekabentuk surat memiliki fungsi ekspresi karena menjadi ungkapan rasa seni melalui media cetak.
Tidak kalah pentingnya, rekabentuk suratkabar harus mampu menampilkan perwajahan suratkabar yang baik. Syarat yang harus dimiliki perwajahan suratkabar diantaranya kesederhanaan dalam menampilkan rekabentuk, ketepatan menyampaikan pesan dan arah sasaran, serta keindahan dan keserasian dalam bentuk sehingga pesan yang disampaikan mudah dipahami dalam waktu singkat.[5]
  1. Membuat Tipografi Naskah
Peranan klasik yang disandang tipografi, yakni agar mudah terbaca dan suatu tampilan keseluruhan yang jelas, tidak mustahil diperbaharui melalui sentuhan kreatif tataletak dan susun huruf. Setiap huruf harus memuaskan dalam dirinya sendiri, tetapi yang lebih penting lagi adalah ia harus tampak memuaskan dalam pertalian dengan huruf-huruf naratunggal lainnya. Bahkan dengan gambar atau unsur-unsur grafis lainnya.[6]
  1. Membuat Gambar Kerja (Artwork)
Tampilan  Media cetak terlebih dahulu berupa dummy atau comprehensive design (comp), sehingga memperjelas ancer-ancer wujud media cetak setelah jadinya nanti. Hal ini penting untuk menghindari keterlanjuran sebelum naskah tersebut masuk ke bagian produksi, mulai dari susun huruf, sampai penjilidan, sekaligus untuk uji coba apakah tampilannya cukup berfungsi sebagai sarana komunikasi. Gambar kerja (artwork) dibuat berdasarkan dummy atau comp yang telah disetujui dan merupakan suatu model yang akan dikerjakan selanjutnya di bagian acuan cetak dan produksi.[7]
  1. Instruksi Tertulis
Suatu petunjuk tertulis yang menyertai rancangan diperlukan oleh bagian persiapan pra-cetak, yang menyebutkan antara lain: ukuran bersih media cetak, jenis kertas, jenis huruf dan ukurannya, berapa kali cetak, lebar susunan, bentuk penjilidan, instruksi untuk ilustrasi, dan petunjuk-petunjuk lainnya.[8]
Dengan demikian selesailah tugas perancang dalam menyiapkan produksi ba­rang cetak. Bersama naskah bersih (clean copy), rancangan disampaikan ke bagian pro­duksi yang sesuasi dengan metode dan sarana cetak yang telah diketahui dan dipahami bersama. Misalnya dengan peralatan cetak tinggi, cetak datar, cetak dalam, dan cetak saring.[9]



[2] Ibid
[3] Ibid
[4] Fundamentals of journalism (Spencer Crump; 1974; paperback)
[5] Fundamentals of journalism (Spencer Crump; 1974; paperback)
[7] ibid
[8] Ibid

No comments:

Post a Comment