background

Saturday, January 4, 2014

Prinsip Komunikasi



Prinsip-prinsip komunikasi juga diuraikan dengan berbagai cara oleh para pakar komunikasi, dengan menggunakan istilah-istilah lain untuk merujuk pada prinsip prinsip komunikasi ini. Willian B. Gudykunst dan Young Yun Kim, menyebutnya asumsi-asumsi Komunikasi, Cassandra L.Book, Bert E. Bradley, Larry A. Samovar dan Richard E.Porter, Sarah Trenholm, dan Arthur Jensen, menyebutnya karakteristik komunikasi.[1]
Berikut adalah prinsip-prinsip komunikasi:[2]
Ø  KOMUNIKASI ADALAH SUATU PROSES SIMBOLIK
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.
Salah satu kebutuhan pokok manusia, adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Ernst Cassier mengatakan bahwa keunggulan manusia atas makhluk lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum. Lambang atau symbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan kelompok orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku nonverbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. Kemampuan manusia menggunakan lambang verbal memungkinkan perkembangan bahasa dan menangani hubungan antara manusia dan objek (baik abstrak mau pun nyata) tanpa kehadirah manusia dan objek tersebut. Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan objek dapat juga direpresentasikan oleh ikon dan indeks. Ikon adalah suatu benda fisik yang menyerupai yang direpresentasikannya. Representasi ini ditandai dengan kemiripan.

Ø  SETIAP PERILAKU MEMPUNYAI POTENSI KOMUNIKASI
Setiap orang tidak bebas menilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.[3]
Ø  KOMUNIKASI PUNYA DIMENSI ISI DAN DIMENSI HUBUNGAN
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat  dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.
Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaraktkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Tidak semua orang menyadari bahwa pesan yang sama bisa ditafsirkan berbeda bila disampaikan dengan cara berbeda. Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan sedangkan dimensi hubungan merujuk kepada unsur2 lain terlasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Pengaruh suatu pesan juga akan berbeda bila disajikan dengan media yang berbeda.
Ø  KOMUNIKASI ITU BERLANGSUNG DALAM BERBAGAI TINGKAT KESENGAJAAN
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai).
Dalam komunikasi sehari-hari terkadang kita mengucapkan pesan verbal yang tidak kita sengaja. Namun lebih banyak pesan nonverbal yang kita tunjukan tanpa kita sengaja. Komunikasi telah terjadi bila penafsiran telah berlangsung. Terlepas dari apakah anda menyengaja perilaku tersebut atau tidak. Kadang-kadang komunikasi yang disengaja dibuat tampak tidak sengaja. Jadi, niat kesengajaan bukanlah syarat mutlak bagi seseorang untuk berkomunikasi. Dalam komunikasi antara orang-orang berbeda budaya ketidak sengajaan berkomunikasi ini lebih relevan lagi untuk kita perhatikan.[4]
Ø  KOMUNIKASI TERJADI DALAM KONTEKS RUANG DAN WAKTU
Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.
Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik/ruang, waktu, sosial, dan psikologis.Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan, misalnya orang menelpon dini hari dengan siang hari akan berbeda. Kehadiran orang lain, sebagai konteks sosial juga akan mempengaruhi orang-orang berkomunikasi, misalnya dua orang yang berkonflik akan canggung jika ada disituasi berdua tidak ada orang, namun dengan adanya orang ketiga, keeadaan akan bisa lebih mencair. Suasana psikologis peserta komunikasi tidak pelak mempengaruhi suasana komunikasi.[5]


Ø  KOMUNIKASI MELIBATKAN PREDIKSI PESERTA KOMUNIKASI
Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.[6]
Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka, dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Artinya, orang orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespons. Prediksi ini tidak selalu disadari, dan sering berlamgsung cepat. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya. Prinsip ini mengasumsikan bahwa hingga derajat tertentu ada keteraturan pada perilaku komunikasi manusia, dengan kat alain perilaku manusia minimal secara parsial dapat diramalkan.
Ø  KOMUNIKASI ITU BERSIFAT SISTEMIK
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.[7]
Komunikasi adalah produk dari perpaduan antara system internal dan system eksternal tersebut. Lingkungan dan objek mempengaruhi komunikasi kita namun persepsi kita atas lingkungan kita juga mempengaruhi cara berperilaku. Lingkungan di mana para peserta komunikasi itu berada merupakan bagian dari suatu system yang lebih besar.
Ø  SEMAKIN MIRIP LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA SEMAKIN EFEKTIFLAH KOMUNIKASI
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya (orang-orang yang sedang berkomunikasi). Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.[8]
Ø  KOMUNIKASI BERSIFAT NONSEKUENSIAL
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti. Komunikasi sirkuler ditandai dengan beberapa hal berikut:
a)      Orang-roang yang berkomunikasi dianggap setara.
b)     Proses Komunikasi berjalan timbal balik (dua arah)
c)      Dalam praktiknya, kita tidak lagi membedakan pesan dengan umpan balik.
d)     Komunikasi yang terjadi sebenernya jauh lebih rumit.
Meskupun sifat sirkuler digunakan untuk menandai proses komunikasi, unsut proses komunikasi sebenrnya tidak terpola secara kaku. Pada dasarnya, unsure tersebut tidak berdada dalam suatu tatanan yang bersifat linier, sirkuler, helical atau tatanan lainnya. Unsur2 proses komunikasi boleh jadi beroprasi dalam suatu tatanan tadi, tetapi mungkin pula, setidaknya sebagaian, dalam suatu tatanan yang acak. Oleh karena itu, sifat nonsekuensial alih-alih sirkuler tampaknya lebih tepat digunakan untuk menandai proses komunikasi.[9]
Ø  KOMUNIKASI BERSIFAT PROSESUAL, DINAMIS, DAN TRANSAKSIONAL
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi. Perspektif transaksional memberi penekanan pada dua sifat peristiwa komunikasi, yaitu serentak dan saling mempengaruhi para pesertanya menjadi saling bergantung dan komunikasi mereka hanya dapat dianalisis berdasarkan konteks peristiwanya.[10]
Ø  KOMUNIKASI BERSIFAT IRRESVERSIBLE
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.[11]
Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai suatu proses yang selalu berubah. Prinsip ini seharusnya menyadarkan kita bahwa kita harus berhati-hati untuk menyampaikan suatu pesan kepada orang lain, sebab yaitu tadi, efeknya tidak bisa ditiadakan sama sekali. Meskipun kita berusaha meralatnya, apalagi bila penyampaian pesan itu dilakukan untuk pertama kalinya. [12]
Ø  KOMUNIKASI BUKAN PANASEA UNTUK MENYELESAIKAN BERBAGAI MASALAH
Maksud dari prinsip ini adalah komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah. Banyak persoalan dan konflik antarmanusia disebabkan oleh masalah komunikasi. Namun komunikasi itu sendiri bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan persoalan atau konflik itu. Karena persoalan atau konflik tersebut mungkin berkaitan dengan masalah struktural. Agar komunikasi efektif, kendala struktural ini juga harus diatasi.[13]


[1] Karyono, Hari, Etika Komunikasi, Bandung: Angkasa, 1995.
[2] http://suchiherdianti.blogspot.com/2012/01/prinsip-dasar-komunikasi-yang-efektif.html

[3] http://suchiherdianti.blogspot.com/2012/01/prinsip-dasar-komunikasi-yang-efektif.html
[4] http://kuliahkomunikasi.com/2009/12/prinsip-prinsip-komunikasi/
[5] Ibid
[6] http://suchiherdianti.blogspot.com/2012/01/prinsip-dasar-komunikasi-yang-efektif.html
[7] http://kuliahkomunikasi.com/2009/12/prinsip-prinsip-komunikasi/
[8] http://suchiherdianti.blogspot.com/2012/01/prinsip-dasar-komunikasi-yang-efektif.html
[9] http://kuliahkomunikasi.com/2009/12/prinsip-prinsip-komunikasi/
[10] http://kuliahkomunikasi.com/2009/12/prinsip-prinsip-komunikasi/
[11] http://suchiherdianti.blogspot.com/2012/01/prinsip-dasar-komunikasi-yang-efektif.html
[12] Ibid
[13] http://suchiherdianti.blogspot.com/2012/01/prinsip-dasar-komunikasi-yang-efektif.html

No comments:

Post a Comment